Indonesia tak lepas dari Keunikannya yang beragam. Dengan bermacam-macam
keindahan serta problematikanya, banyak sekali keunikan yang muncul di
negeri seribu pulau ini. ZOna Bebas akan memberikan 7 Keunikan Indonesia yang diambil dari berbagai sumber.
1. Berjualan itu Dimana Saja
1. Berjualan itu Dimana Saja
Coba lihat gambar diatas. Sungguh awesome sekaligus 'miris' meihatnya.
Di beberapa tempat di Indonesia terdapat tempat penjualan yang lokasinya
sangat strategis bagi maut untuk menjemput para penjualnya. Bahaya
seolah-olah menjadi bahan pertimbangan kesekian. Yang terpenting adalah
bisa berjualan, tak peduli dimana saja.
2. Anak Kecil yang Mengemis
Sungguh pemandangan yang sangat berlawanan dengan amanat UUD 1945. Di
jalanan ibukota dan kota metropolitan, sangat wajar bila menemukan
pengemis yang masih kecil berkeliaran meminta receh demi receh dari
orang-orang di sekitarnya. Dinas Sosial dan lembaga lain yang berkaitan
bukannya tidak melakukan aksi, tapi memang sulit untuk menghentikan
wabah 'pengemis' ini. Bahkan ada sebuah kampung yang penduduknya
rata-rata berprofesi sebagai pengemis.
3. Kreativitas di Truk
Tak jarang gambar diatas kita temukan pada truk-truk barang yang biasa melintasi jalan-jalan utama. Gambar yang ada pada truk itu sangat kreatif dan berani. Bahkan mempertontonkan tubuh wanita yang terbuka disertai dengan tulisan-tulisan nakal yang mengganggu mata kita untuk melihatnya.
4.Pesta Agustusan
Ajang perlombaan untuk memperingati kemerdekaan Indonesia ya itu-itu
aja. Panjat pinang dan koleganya mengisi hari bersejarah itu disertai
gelak tawa dan suka cita warga Indonesia. Yah, fine fine aja sih. Tapi
jangan cuma diperingati dengan hura-hura donk, lebik bagus lagi jika
diimbangi dengan mengenang perjuangan para pahlawan kita yang sudah
mulai dilupakan di era sekarang ini.
5. Mahasiswa vs Penguasa
Inilah dia sejarah yang tak akan terlupakan bagi para Mahasiswa. Saat dimana Mahasiswa Indonesia bergerak melawan rezim orde baru yang bertangan besi. Ribuan massa memenuhi Istana Negara dan menarik perhatian media luar negeri. Ini adalah revolusi bagi Indonesia.
6. Angkutan Umum Bebas Meluncur
Kebebasan. barangkali itulah yang merupakan idealisme dari para supir angkutan umum. Mereka bebas turun dimana saja, dan belok semaunya tanpa peduliu dengan rambu-rambu dan aturan yang ada. Kata "Dilarang Parkir" juga cuma hiasan bagi mereka. yang penting dapat penumpang, apapun boleh dilakukan, termasuk mengganggu kenyamanan pengguna jalan lainnya. Pengamen pun juga bebas masuk angkot dan mengisi kebisingan di telinga penumpang yang mulai merasakan kesempitan.
7.Say No to Antri
Di Indonesia, budaya antri adalah sangat mahal, karena mahal dan jarang
ditemukan ketertiban berantri, jadinya ya khas Indonesia. Antri baru
hanya ada di lembaga-lembaga modern seperti bank, kantor-kantor
pemerintah dan swasta, kampus dll. Tapi berapa persen itu? Itu hanya
pemandangan kecil di wilayah perkotaan, sedangkan kota-kota hanyalah
titik-titik di negara besar Indonesia. Umumnya, di masyarakat terutama
di pedesaan dan wilayah rurban (desa-kota) masih susah dengan budaya
antri. Dan ada yang menarik, kalau pun masyarakat kita antri, biasanya
badannya berdekatan, sampai kena dan bersentuhan. Ini sesuatu yang tidak
ada di negara maju. Apalagi bila sudah ngantri kebutuhan pokok.
Kesadaran rendah, penduduk yg terlalu banyak dan lahan yang sempit semua
menyatu menjadi adonan sering susah untuk di atasi. Kalau Anda, tidak
merasakan ini khas Indonesia, coba sekali2, jangan diam di kantor mewah
dan modern saja, di tempat-tempat yang nyaman saja, sekali2 ke daerah,
ke terminal, ke tempat2 berjubel menyatu dengan masyrakat kecil agar
merasakan aslinya indonesia.
Budaya Antri di Indonesia memang tergolong sukses dalam program
pengeluaran keringat dan pengurangan oksigen. Lihat saja gambar di atas.
Berdesakan para kerumunan saling sikut demi berada pada barisan
terdepan. Semua jenis antrian seperti itu adanya. Baik itu antri beras,
BBM, BLT, apapun jenis antriannya tidak bisa dikatakan lagi sebagai
antre. Lebih pas jika disebut lomba berdesakan.
0 komentar:
Posting Komentar