Aaron Sweeney (3 tahun) memiliki kelainan jantung langka yang bisa
membuat jantungnya berhenti berdetak hingga 7 menit saat kambuh. Sang
ibu menuturkan kondisi ini pernah terjadi sebanyak 5 kali dalam setahun,
karena itu Aaron sering dikatakan ‘mati’ 5 kali dalam setahun.
Saat ini Aaron dilengkapi oleh defibrilator yang melekat di kulitnya
untuk membantu menghidupkan kembali jantungnya jika berhenti berdetak.
Ibunya, Jolaine Clark (28 tahun) telah dilatih menggunakan defibrilator
ini untuk menghidupkan anaknya kembali.
Aaron yang tinggal bersama dengan ibu dan kakek neneknya, Elaine (50
tahun) dan Joe (50 tahun) pertama kali pingsan saat ia menonton televisi
di rumahnya Januari tahun lalu. Keluarga pun membawanya ke rumah sakit
dan berhasil menghidupkannya kembali dan mendapatkan pengobatan penuh
hingga pulih.
Tapi sayangnya saat itu dokter di Yorkhill Hospital tidak berhasil
mendiagnosis keadaannya, hingga akhirnya Aaron mengalami pingsan lagi
untuk kedua kalinya pada Maret tahun lalu dan berhasil dihidupkan lagi.
Barulah saat Aaron mengalami pingsan untuk ketiga kalinya dokter
berhasil mendiagnosis keadaannya dengan kondisi Prolonged QT Syndrome
atau dikenal dengan sebutan Sindrom kematian mendadak (Sudden Death
Syndrome). Kondisi ini merupakan cacat jantung yang berkembang di dalam
rahim.
“Pertama kali terjadi saya tidak tahu harus berbuat apa, itu
mengerikan. Saya harus melihatnya pingsan seperti mati dan harus
menghidupkannya kembali, ujar Jolaine, seperti dikutip dari
Dailymail.com
Jolaine menuturkan saat ini ia sudah sedikit tenang karena telah
dilatih untuk membantu menghidupkannya kembali jika ia mengalami colaps.
Kondisi ini membuatnya tidak bisa kembali bekerja dan Aaron belum bisa
bersekolah.
Saat ini Aaron dilengkapi dengan alat pemantau khusus jantung yang
ditanamkan di dadanya pada Januari. Alat ini akan mendeteksi saat
jantung Aaron gagal bekerja dan merekam kondisi medisnya.
Namun bocah laki-laki ini mengalami gagal jantung pada bulan lalu dan
akan menjalani operasi pada akhir tahun. Saat ini ada defibrilator
permanen yang ditanam di bawah kulitnya sehingga alat ini akan memicu
secara otomatis ketika jantungnya mulai gagal.
“Dia benar-benar hebat dan selalu bahagia, ia tahu ada yang sesuatu
yang salah dengan dirinya tapi ia bisa menangani dengan sangat baik.
Dokter sebenarnya melarang ia untuk berlari, tapi saya tidak bisa
menghentikannya,” ujar Jolaine yang tinggal di Mosspark, Glasgow.
Jolaine menuturkan meski Aaron sudah divonis dengan kelainan jantung
langka, ia hidup seperti halnya anak 3 tahun yang normal. Namun ia harus
melakukan check up di Yorkhill Hospital secara teratur setiap 6-8
minggu.
Sumber: makinseru.com
0 komentar:
Posting Komentar