Kelenteng
Welahan yang diberi nama “ Hian Thian Siang Tee “ terletak 24 km kearah
selatan dari pusat kota Jepara, di Desa Welahan Kecamatan Welahan
Kabupaten Jepara, sebuah Desa yang menyimpan peninggalan kuno Tiongkok
dan menjadi salah satu aset wisata sejarah di Jepara, dimana berdiri
megah 2 buah kelenteng yang dibangun seorang tokoh pengobatan dari
Tiongkok bernama Tan Siang Hoe bersama dengan kakaknya bernama Tan Siang
Djie. Untuk menuju Obyek Wisata Sejarah ini didukung dengan berbagai
prasarana diantaranya jalan beraspal dapat menggunakan kendaraan roda
dua maupun roda empat atau angkutan umum yang lain, karena lokasi Obyek
tersebut berdekatan dengan pasar Welahan .
LEGENDA DAN SEJARAH
Pada
tahun 1830 dimana Gubernur Jendral Belanda yaitu Johanes Graaf Van
Bosch berkuasa di Indonesia, yang pada waktu itu disebut penjajahan
Hindia Belanda, datanglah seorang Tionghoa totok dari Tiongkok bernama
Tan Siang Boe. Kepergiannya dari Tiongkok menuju ke Asia Tenggara
tersebut perlu mencari saudara tuanya bernama Tan Siang Djie di
Indonesia. Sewaktu berangkat dari Tiongkok bersamaan dalam satu perahu
yang ada di dalamnya seorang Tasugagu “ Pendeta “ dimana Tasu tersebut
habis bersemedi dari Pho To San di wilayah daratan Tiongkok, merupakan
suatu tempat dimana pertapaan dari paduka menteri/ kaisa “ Hian Thian
Siang Tee “. Ditengah perjalanan tasu tersebut jatuh sakit, dengan rasa
kesetia kawanan dan saling tolong menolong sesama manusia sehingga Tan
Siang Hoe merawatnya dengan bekal obat – obatan yang dibawanya dari
Tiongkok, ia dapat menyembuhkan penyakit yang diderita Tasugagu
tersebut.
Dengan rasa berterima kasih atas
kesembuhannya, sewaktu Tasu tersebut mendarat di Singapura memberikan
tanda mata ucapan terima kasih kepada Tan Siang Boe berupa satu kantong “
semacam tas “ yang berisi barang – barang pusaka kuno Tiongkok yang
terdiri dari : sehelai sien tjiang “kertas halus bergambar Paduka
Hian Thiam Siang Tee”, sebilah po kiam “pedang Tiongkok”, satu hio lauw
“tempat abu”, dan satu jilid tjioe hwat “buku pengobatan / ramalan”.
Setelah Tan Siang Boe tiba di
Semarang, menginap di rumah perkumpulan “Kong Kwan” memperoleh
keterangan bahwa saudara tuanya / kakaknya ada di daerah Welahan Jepara,
maka beliau pergi untuk menjumpai Tan Siang Djie di tempat tersebut.
Di sana beliau dapat berjumpa dengan
saudara tuanya yang masih mondok berkumpul dalam satu rumah dengan
keluarga Liem Tjoe Tien. Rumah tersebut masih ada terletak di Gang
Pinggir Welahan dan rumah itu sampai sekarang dipergunakan tempat buat
menyimpan pusaka kuno “klenteng”sebagai tempat pemujaan dan dihormati
oleh setiap orang Tionghoa yang mempercayainya, setelah beberapa waktu
lamanya, Tan Siang Boe menetap dengan kakaknya di Welahan, maka pada
suatu hari pergilah ia bekerja di lain daerah, sedangkan barang yang
berisi pusaka kuno tersebut dititipkan kepada kakaknya. Mengingat
keselamatan akan barang-barang titipan tersebut maka oleh Tan Siang Djie
barang tersebut dititipkan kepada pemilik rumah Liem Tjoe Tien yang
selalu disimpan di atas loteng dari rumah yang didiami. Pada waktu itu,
pada umumnya masih belum mengetahui barang pusaka apakah gerang yang
tersimpan di atas loteng itu. Selama dalam penyimpanan di atas loteng
tersebut setiap tanggal tiga yaitu hari lahir “sha gwe” yakni hari Imlex
Seng Tam Djiet dari Hian Thiam Siang Tee, keluarlah daya ghaib dari
barang pusaka tersebut mengeluarkan cahaya api seperti barang terbakar,
sewaktu-waktu keluarlah ular naga dan kura-kura yang sangat menakjubkan
bagi seisi rumah.
Dengan kejadian itu dipanggilah
Tan Siang Boe yang semula menitipkan barang tersebut untuk kembali ke
Welahan guna mebuka pusaka yang tersimpan di dalam kantong tersebut.
Setelah dibuka dan diperlihatkan kepada orang-orang seisi rumah sambil
menuturkan tentang asal mula barang tersebut sehingga ia dapat memiliki
pusaka kuno Tiongkok. Dengan adanya asal mula pusaka tersebut maka
orang-orang seisi rumah mempunyai kepercayaan bahwa pusaka kuno itu
adalah wasiat peninggalan dari Paduka Hian Thiam Siang Tee maka
dipujanya menurut adapt leluhur.
Pada
suatu hari Lie Tjoe Tien sakit keras dan penyakitnya dapat disembuhkan
kembali dengan kekuatan ghaib yang ada di pusaka, dengan kejadian itu
maka dari percakapan mulut ke mulut oleh banyak orang sehingga pusaka
itu dikenal namanya, dihormati, dan dipuja puja oleh orang yang
mempercayainya hingga sekarang. Menurut keterangan bahwa satu-satunya
pusaka Tiongkok yang pertama kali di Indonesia yang dibawa oleh Tan
Siang Boe pusaka tersebut yang tersimpan di Welahan sehingga ada
perkataan lain bahwa keberadaan klenteng di Welahan adalah yang paling
tua di Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar