Peristiwa Mukjizat nabi Muhammad SAW tentang terbelahnya bulan mungkin
dibantah oleh orang-orang Barat karena dianggap sesuatu yang mustahil
dan tidak logis; “Bagaimana mungkin benda-benda angkasa terbelah menjadi
dua dan kemudian menyatu kembali sebagaimana yang kita lihat
sekarang.”
Ternyata ditemukan pembuktian ilmiah terkait kejadian ini:
Pembuktian Pertama:
Sejarah India dan Cina kuno (yang pada waktu peristiwa ini belum
mengenal apa pun tentang Islam) telah mencatat dan menceritakan
peristiwa ini. Sayyid Mahmud Syukri al-Alusi, dalam bukunya Ma Dalla
‘Alaihi Al-Qur’an, mengutip dari buku Tarikh al-Yamini bawa dalam sebuah
penaklukan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud bin Sabaktakin al-Ghaznawi
terhadap sebuah kerajaan yang masih menganut paganisme (musyrik) di
India ia menemukan lempengan batu di dalam sebuah istana taklukan
tersebut. Pada lempengan tersebut terpahat tulisan, “Istana ini dibangun
padamalam terbelahnya bulan, dan peristiwa itu mangandung pelajaran
bagi orang yangmengambil pelajaran.”
Pembuktian Kedua:
Dalam sebuah temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof.
Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan
kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan
mukjizat secarailmiah ? Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya
sebagai berikut: Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah.
Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ.Cardif, Inggris
bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang
muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu
adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur’an. Salah seorang pemuda
yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, “Wahai Tuan, apakah
menurut anda ayat yang berbunyi “Telah dekat hari qiamat dan bulan pun
telah terbelah” mengandung mukjizat secara ilmiah ? maka saya
menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu
pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan,
sebab ia tidak bisa menjangkaunya. Dan tentang terbelahnya bulan, maka
itu adalah mukjizat yangterjadi pada Rasul terakhir Muhammad SAW sebagai
pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi-nabi
sebelumnya.
Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh
setiap orang yang melihatnya.Andai hal itu tidak termaktub di dalam
kitab Allah hadits-hadits Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin
di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi hal itu memang
benar termaktub di dalam Al-Qur’an dan sunnah-sunnah Rasulullah
shallallahu alaihi wassalam. Dan memang Allah ta’alaa benar-benar Maha
berkuasa atas segala sesuatu.
Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah
membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke
Madinah. Orang-orang musyrik berkata, “Wahai Muhammad, kalau engkau
benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang
bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejek dan mengolok-olok)?”
Rasulullah bertanya, “Apa yang kalian inginkan ?” Mereka menjawab: “Coba belahlah bulan, …”
Maka Rasulullah pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah agar
menolongnya. Maka Allah memberitahu Muhammad agar mengarahkan
telunjuknya ke bulan. Maka Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke
bulan, dan terbelahlah bulan itu dengan sebenar-benarnya. Maka
serta-merta orang-orang musyrik pun berujar, “Muhammad, engkau
benar-benar telah menyihir kami!” Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa
sihir, memang benar bisa saja “menyihir”orang yang ada disampingnya
akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada ditempat itu. Maka
mereka pun pada menunggu orang-orang yang akan pulang dari perjalanan.
Maka orang-orang Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah
menanti orang yang baru pulang dari perjalanan.
Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju
Mekkah, maka orang-orang musyrik pun bertanya, “Apakah kalian melihat
sesuatu yang aneh dengan bulan?” Mereka menjawab, “Ya, benar. Pada suatu
malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dan saling
menjauh masing-masingnya kemudian bersatu kembali…!! !”
Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir
(ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya: Sungguh, telah
dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat
tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya
berkata, “Ini adalah sihir yang terus-menerus”, dan mereka
mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan
benar-benar telah tetap …..sampai akhir surat Al-Qamar.
1 komentar:
luar biasa....terbukti sudah..
Posting Komentar